Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh اللهم صل على محمد وعلى ال محمد
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
اللهم صل على محمد وعلى ال محمد
Amal Ibadah Para Ulama' Saat Nisfu Sya'ban Dan Konsekuensi Bermaksiat Pada Malam Tersebut
Malam Nisfu Sya'ban sebentar lagi tiba, tepatnya malam Jum'at yang akan datang. Malam ini memiliki banyak julukan, diantaranya Lailatul Mubarakah, Lailatul Bara'ah, Lailatul Qismah wat Taqdir dan juga Lailatul Ijabah. Adanya banyak julukan ini menunjukkan betapa mulianya malam tersebut, sebagaimana keterangan Al-Fasyni dalam Tuhfatul Ikhwan.
Dalam sebuah riwayat Atho' bin Yasar rodhiyallahu ta'ala 'anhu dikatakan bahwa malam Nisfu Sya'ban merupakan malam paling mulia setelah malam Lailatul Qadar.
Dalam hadits cukup masyhur dalam tema ini Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya Allah menampakkan (rahmat-Nya) di malam Nisfu Sya'ban, maka Allah mengampuni dosa seluruh makhluk ciptaan-Nya, kecuali orang yang menyekutukan Allah dan Musyahin; orang yang bermusuhan."
Dari adanya hadits ini sebagain Shalihin membuat tradisi bersalam-salaman ketika malam Nisfu Sya'ban, saling bermaaf-maafan, dan meng-enyahkan semua grundel-grundel dalam hati. Karena tentu sangat rugi ketika rahmat turun sedemikian banyaknya, hampir semua muslim di ampuni dosanya, kita malah sibuk berseteru dengan orang lain dan akhirnya malah tidak dapat jatah ampunan.
Menghidupkan Malam Mulia Ini
Ulama' sejak masa salaf telah memilih berbagai amalan untuk di lakukan di satu momen mulai ini. Ulama' 4 madzhab pun sepakat bahwa menghidupkan malam ini dengan berbagai ibadah adalah suatu kebajikan.
Ibnu Nujaim, seorang ulama' Hanafiah dalam Al-Bahrur-Ro`iq menyatakan bahwa menghidupkan malam ini dengan shalat adalah mandub; sunah. Dan shalatnya dilakukan secara personal-personal, tidak dengan berjamaah.
Ad-Dasuqi, seorang ulama' Malikiyah dalam Hasyiyahnya mengatakan "(dan di sunahkan menghidupkan malamnya) yakni karena adanya sabda Nabi shalallahu'alaihi wasallam {Barangsiapa menghidupkan malam 'id dan malam Nisfu Sya'ban maka hatinya tidak akan mati di hari dimana hati-hati mati} dan makna tidak matinya hati disini adalah hatinya tidak bimbang ketika dicabutnya ruh, juga kelak di hari kiamat."
Imamuna Asy-Syafi'i, founding father madzhab Syafi'i dalam Al-Umm berkata: "telah sampai kepadaku bahwa doa di ijabah pada lima malam; malam Jum'at, malam Idhul Adha, malam Idhul Fitri, malam pertama Rajab, dan malam Nisfu Sya'ban."
Dari sadah Hanabilah Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Latho`iful Ma'arif berkata "dan malam Nisfu Sya'ban, para tabi'in ahli Syam seperti Khalid bin Ma'dan, Mak-hul, Luqman bin Amir dan selainnya, mereka memuliakan dan berusaha keras untuk melakukan berbagai macam ibadah di malam itu. Dan dari mereka juga orang-orang ikut memuliakan malam Nisfu Sya'ban."
Lebih spesifik, amal ibadah yang bisa di lakukan di malam ini sangat banyak dan tidak tertentu pada satu macam saja, bisa dengan shalat, baca Al Qur'an, bersedekah, dzikir, berdoa, puasa di esok harinya, dll.
Adapun tradisi yang banyak ditemui di Indonesia, termasuk juga di pesantren Sarang, yakni membaca Yasin 3 kali setalah Maghrib, Yasin pertama diniati semoga umur panjang dalam ketaatan, Yasin kedua diniati agar dijaga dari keburukan dan dilapangkan rezekinya, Yasin ketiga diniati agar hati tenang tentram dan Husnul Khatimah, kemudian di tutup dengan doa, maka ini adalah hal yang sangat di perbolehkan sebagaimana keterangan Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki Al-Hasani dalam Syahru Sya'ban Madza Fiiha, karena hakikatnya hal tersebut merupakan salah satu macam tawassul yang di perbolehkan, yakni tawasul dengan amal shalih sebagaimana kisah 3 orang yang terjebak dalam Gua. Dan tawasul jenis ini juga telah di jelaskan dengan rinci oleh Ibnu Taimiyah dalam Qaa'idah Jalilah Fit Tawassul Wal Wasilah.
Adapun bagi wanita haid, karena ada larangan membaca Al Qur'an, maka dianjurkan agar membaca kalimat ini 50 kali :
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
Membacanya 50 kali setiap kali orang-orang membaca Yasin.
Adapun sebelum malamnya, tradisi yang dilakukan para Ahlu Tarim adalah dengan berziarah ke makam-makam auliya' yang banyak bertebaran disana, seperti Al-Imam Al-Faqih Al-Muqoddam, dan makam-makam lainnya.
Konsekuensi Bermaksiat Pada Malam Nisfu Sya'ban
Dalam Matholib Ulin Nuha, Syekh Musthofa As-Suyuthi Ar-Rahibani menyebutkan bahwa kebaikan dan keburukan yang di lakukan di tempat berbeda atau waktu berbeda, maka bisa berkonsekuensi beda.
Misal saja Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjidil Aqsa, maka amal ibadah yang dilakukan disana pahalanya berkali-kali lipat lebih besar daripada dilakukan di tempat lain. Dan, dosanya, juga sama. Berkali-kali lipat lebih besar.
Begitu juga di waktu mulia, seperti bulan Ramadhan, hari Jum'at, malam Lailatul Qadar, begitu juga malam Nisfu Sya'ban. Maka amal ibadah yang dilakukan di waktu-waktu mulia ini pahalanya berkali-kali lipat lebih besar daripada dilakukan di waktu lain. Dan, yang lebih penting lagi, dosanya juga sama berkali lipat lebih besar.
Dalam tulisan yang sangat penting dijadikan pelajaran, Sidi Fahrizal Fadil menyebutkan sebuah kisah dari Al-Qadhi Muhammad bin Al-Hasan Al-Kaukababi yang dikutip oleh Al-Imam Asy-Syaukani, bahwa di Syibam (sebuah daerah di Hadramaut Yaman) ada seorang laki-laki dan perempuan yang berbuat 'tidak baik' pada malam Nisfu Sya'ban, akhirnya ia terkena azab berupa di sambar petir. Na'udzu billah min dzalik..
Semoga bermanfaat buat sesama Kita khususnxa umat Islam
Jazakumullah Khairan 🙏
Posting Komentar untuk "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh اللهم صل على محمد وعلى ال محمد"