Kisah Pilu Seorang Nenek di Maros, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot
Karena tak ingin menyusahkan keluarganya, Hadi, seorang nenek yang diperkirakan telah berusia lebih dari 70 tahun memilih tinggal di sebuah gubuk reyot tak layak huni di sebuah tempat terpencil perbatasan antara desa Tunikamasea dan Kelurahan Leang-leang, Kecamatan Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan.
Sudah lebih dua tahun, nenek malang ini tinggal di dalam gubuk tua berukuran 3x4 meter yang dulunya menjadi tempat penyimpanan makanan ternak warga yang tidak terpakai lagi. Mulai dari dinding hingga lantai yang terbuat dari bambu, pun sudah banyak yang rapuh dan patah termakan rayap.
Meski usianya sudah renta, Hadi tetap mencoba hidup mandiri dengan bercocok tanam. Hasilnya, ia jual untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk membeli lauk pauk. Hanya saja, sudah beberapa bulan ini, ia tidak bisa lagi banyak bergerak karena merasa sakit saat mencoba berdiri dan berjalan.
Baca juga:
New Normal, Rumah Ibadah dan Tempat Wisata di Maros Akan Dibuka 8 Juni
Nenek malang ini memang semasa hidupnya tidak pernah bersuami hingga tidak memiliki keturunan. Keluarga terdekatnya saat ini hanya keponakannya yang rumahnya berjarak sekitar 500 meter dari gubuknya. Meski sering diajak untuk tinggal bersama, Hadi kekeh digubuknya itu.
"Sudah dua tahun tinggal di sini, dulunya juga tinggal sendiri dan jauh dari keluarga. Biasa saya jual sayur-sayuran buat beli ikan saya makan. Sekarang karena sudah tidak bisa kerja karena sakit kalau mau berdiri. Saya tidak mau susahkan orang," kata Nenek Hadi saat ditemui, Rabu (3/6/2020).
Baca Juga
- Anak Sering ter Jadi Korban Kalau Ibu Tertekan Dan Banyak Pikiran
- kapan sih aqilla bisa ketemu mama? aqilla kangen π₯Ί
- INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAJIβUN.Telah berpulang ke Rahmatullah Ummi Hj. Khairiah Binti Muhammad Kasem (Istri Abu Kuta Krueng) di kediaman komplek Putri Dayah Darul Munawwarah, malam minggu 2 Juli 2022 pukul 21.30.
οΏΌ
Nenek Hadi yang hidup sebatang kara di gubuk reyot tak layak huni di Maros, Sulsel. (Foto: M Bakrie/detikcom)
Di dalam gubuknya, hanya ada satu kasur dan bantal kapuk yang sudah lusuh. Tidak ada satupun lemari untuk menyimpan pakaian atau makanan. Nenek hadi hanya menyimpan pakaiannya di kardus, sementara makanannya ia tempatkan di dalam rantang yang ia gantung di tiang agar tak dimakan kucing.
Sementara di bawah gubuknya, terdapat banyak tumpukan kayu bakar yang ia gunakan untuk memasak sehari-hari. Di antara tumpukan kayu itulah, nenek hadi menempatkan tungkunya untuk memasak dan sangat berbahaya jika terjadi kebakaran.
"Saya tidak punya uang untuk perbaiki. Keponakan saya juga sama saja. Yah terpaksa lah tinggal di sini biar kondisinya begini. Mau apa lagi. Saya tetap masak sendiri, meskipun saya makannya sangat sedikit. Kadang tinggal saja basi," sebutnya dalam bahasa Bugis.
Posting Komentar untuk "Kisah Pilu Seorang Nenek di Maros, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot"