3Kisah Haru Pengorbanan Kakak Menggantikan Orangtua
Liputan6.com, Karangasem - Tidak semua keluarga memiliki anggota keluarga lengkap. Bahkan, ada anak-anak yang harus kehilangan orangtua atau sosok orangtua dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
Tentu bukan perkara mudah hidup tanpa perhatian dan kasih sayang orangtua, apalagi untuk mencukupi kebutuhan hidup. Namun, hidup harus terus berjalan.
BACA JUGA
Drama Horor Nenek Misterius Lereng Sumbing
Fakta Janggal Legiman, Si Pengemis Berharta Rp 1 Miliar
Patah Hati, Pemuda Mojokerto Sebar Video Mesum dengan Sang Kekasih
Di sinilah sosok kakak langsung mengambil alih peran orangtua dalam menghidupi adik-adiknya. Sejumlah kisah telah tertulis mengenai pengorbanan kakak untuk menjaga roda kehidupan keluarga terus berputar.
Tidak hanya harus banting tulang mencari nafkah, bahkan impian masa kecil terpaksa dibuyarkan untuk tetap melihat senyum-senyum manis sang adik, tanpa rasa lapar dan kedinginan.
Liputan6.com merangkum kisah kakak-kakak yang menjadi pahlawan keluarga ini.
2 dari 4 halaman
Arya, Rela Bawa Adik untuk Tetap Bersekolah

Nyoman Arya ternyata salah satu siswa berprestasi. Ia masuk peringkat kedua di kelasnya.
Pada tahun 2016 lalu, sebuah kisah mengharukan datang dari remaja berusia 14 tahun bernama Nyoman Arya. Saat itu, Arya duduk di kelas 2 SMP. Remaja di Bali ini harus mengurus sendiri kedua adiknya, Ketut Sana (12) dan Wayan Sudirta (4,5).
Setiap hari, Arya harus mengajak si bungsu, Wayan Sudirta, pergi ke sekolahnya. Tak jarang Arya mengajak adiknya tersebut ke dalam kelas. Sementara, adiknya yang nomor dua masih bersekolah di SD Ban kelas 5.
"Kalau sekolah diajak di dalam kelas. Dia tidak nakal. Duduk saja di samping saya. Tidak dimarahin sama guru, diizinkan malah. Karena kata guru di rumah enggak ada yang jaga," kata Arya saat ditemui Liputan6.com di rumahnya, di Dusun Darmaji, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa sore, 6 September 2016.
Ketut Madya yang masih memiliki hubungan keluarga dengan bocah malang itu menjelaskan, ayah Arya telah meninggal dunia sejak lima tahun lalu. "Meninggalnya karena sesak nafas. Kalau ibunya baru dua bulan lalu menikah lagi. Waktu habis menikah tiga hari, ibunya datang ke sini mengunjungi Arya dan adik-adiknya," kata Madya.
Namun, kebahagiaan Arya ditemui ibu hanya sekejap. Selepas ibunya menikah lagi, Arya dan kedua adiknya tak boleh ikut dengan keluarga barunya itu.
"Ibunya waktu itu cuma nengokin saja, karena kalau nikah sama orang lain, anaknya tidak boleh ikut," kata Madya.
Baca Juga
- TIDAK SEMUA BOLEH DI NIKAHI 1) || ANNANAH || annanah adalah wanita yg suka mengeluh dan mengadu | menikahi wanita tipe ini membuat suami sulit mencapai sakinah dalam keluarga | sebab mengeluh tidak mendatangkan solusi apapun | ia justru menguras emosi suami | sedangkan mengadu | sering merusak hubunggan baik sesama || baik kerabat maupun sahabat | apalagi jika yg suka diadukan istri adalah orang tua suami |
- Rumah mu 2025 nanti Semoga Terwujut Aminn..🤲🤲
- Anak Sering ter Jadi Korban Kalau Ibu Tertekan Dan Banyak Pikiran
Sejak saat itu, Arya harus menghidupi dua adiknya. Untuk mencari nafkah, ia menjadi kuli pemanjat pohon kelapa. Dari satu pohon yang dipanjatnya, Arya mendapat upah Rp 5 ribu. Dalam sehari, minimal Arya memanjat 10 pohon kelapa.
"Kalau lagi banyak permintaan, bisa 20 pohon dipanjat. Habis itu biasanya dia main bola atau membantu saya menyabit rumput," ujar Madya.
Arya kini tinggal di rumah terbuat dari bambu. Kamar mandi dan dapur terpisah. Atapnya terbuat dari ilalang. Tak ada penerang di malam hari karena listrik tidak tersambung ke rumah yang berada di tengah Bukit Puncak Sari itu.
"Rumah ini bangunan sudah lama. Ini bantuan dari pusat. Tidak ada aliran listrik. Kalau malam Arya dan adiknya tidur di rumah saya," ucap Madya.
Tiap hari, Arya harus berjalan kaki sejauh dua kilometer untuk bisa sampai di sekolahnya. Ia harus melewati tanah merah berdebu tebal dan berkelok-kelok setiap hari.
Tiap hari pula, Arya melewati jalan curam lantaran di sisinya merupakan jurang untuk menempuh pendidikannya. Sehari-hari, lauk pauk Arya dan kedua adiknya seringkali hanya mi instan.
"Kalau makan ya sehari tiga kali, nasi sama mi. Dimakan bareng sama adik-adik," tutur Arya.
Meski hidup dengan keterbatasan, Arya, masih menyimpan cita-cita tinggi. Kelak jika besar nanti, bocah yang kini duduk di bangku kelas 2 SMP itu ingin menjadi seorang polisi.
3 dari 4 halaman
Izhak Tinggalkan ITB demi Urus 9 Adik

Izhak dan adiknya yang paling bungsu Muhammad Chaerul (Fauzan/Liput
Posting Komentar untuk "3Kisah Haru Pengorbanan Kakak Menggantikan Orangtua"