Bikin Pilu, Remaja di Tapsel Terancam Gagal Sekolah di Yaman karena Ini
Merdeka.com - Melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, khususnya di luar negeri, bisa jadi merupakan impian setiap orang. Meski begitu, bukan hal yang mudah untuk bisa mewujudkan impian tersebut.
Seperti yang saat ini dialami oleh seorang pemuda asal Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatra Utara (Sumut), bernama Abdul Latif Lubis.
Latif, sapaan akrabnya, saat ini terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Yaman, lantaran orang tuanya tak memiliki biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di sana.
Pemuda berusia 20 tahun ini merupakan santri alumni Pondok Pesantren Al-Yusufiyah di Desa Holbung, Kecamatan Angkola Muaratais, Tapsel. Ia sudah sejak kecil mempunyai tekad kuat ingin berkuliah di Yaman, namun saat ini Ia dihadapkan dengan pilihan sulit lantaran kondisi ekonomi keluarganya yang sangat pas-pasan.
"Saya Pak, hanya pasrah dan berdoa banyak kepada Allah SWT, kiranya ada uluran tangan dari orang-orang berkecukupan demi terwujudnya cita-cita yang sejak lama saya impikan ini," ucap Latif pada Minggu (31/10), dilansir dari Antara.
Diketahui, orang tua Latif sehari-harinya bekerja sebagai buruh yang menggarap kebun milik orang lain. Pendapatan mereka tentu tidak cukup untuk membayar kebutuhan studi Latif di Universitas Al-Ahgaff Markas Lughoh, Yaman, yang tergolong cukup besar bagi keluarga dengan ekonomi yang rendah.
Perjuangan Bisa Diterima di Universitas di Yaman
Latif bercerita, selama Ia bersekolah enam tahun sebagai santri di Pesantren Al-Yusufiyah, orang tuanya sudah susah payah untuk membiayai sekolahnya. Namun, Ia bersyukur karena berhasil menyelesaikan studinya di pesantren.
Latif merupakan satu-satunya santri yang lolos tes dan diterima untuk melanjutkan studi ke Yaman di tahun ini. Sementara di tahun-tahun sebelumnya, sudah ada dua kakak kelasnya yang berhasil melanjutkan studi ke universitas impiannya tersebut.
Namun, impian Latif yang tinggal di depan mata tersebut terancam kandas. Lantaran setidaknya dibutuhkan biaya puluhan juta, agar Latif bisa berangkat ke Yaman. Sementara pihak Universitas Al-Ahgaff Markas Lughoh Arabiah sudah mengundangnya untuk daftar ulang kembali sebelum Februari 2022 batas waktu pemberangkatan ke Yaman. Latif tak bisa berbuat banyak.
Berharap Ada Uluran Tangan Dermawan
Sementara itu, ayah Latif, Marwan Lubis (58) mengatakan, Ia memiliki 12 orang anak. Lima di antaranya merupakan anak dari almarhum istri pertamanya, sedangkan tujuh lainnya merupakan anak dari istri keduanya.
Marwan mengaku, dari semua anaknya, Latif yang paling memiliki tekad kuat untuk bisa melanjutkan studi ke luar negeri, yaitu ke Yaman. Namun, Ia sendiri sedih lantaran saat ini tak memiliki biaya agar anaknya tersebut bisa berangkat ke Yaman. Padahal, jika Latif berhasil melanjutkan studinya ke Yaman, baru Latif yang bisa melanjutkan pendidikan hingga universitas.
"Niat dia (Latif) untuk studi ke luar negeri sangat kuat sudah sejak dulu. Jadi terkadang saya sedih, sebab saya menyadari kemampuan ekonomi saya yang hidup pas-pasan. Seandainya Allah SWT izinkan berkuliah di Yaman, baru Latif lah anak saya yang mengecap pendidikan tinggi di universitas," ucapnya.
Atas kondisi ekonomi keluarganya yang sangat tidak memungkinkan itu, Marwan hanya bisa pasrah. Ia tak menampik jika dirinya sangat mengharapkan adanya bantuan dari para dermawan agar sang anak bisa mewujudkan impiannya yang sudah lama Ia cita-citakan.
"Saya berharap sangat Allah SWT dapat membukan pintu hati para dermawan dalam mewujudkan cita-cita tulus yang tinggi anak saya ini Latif bisa melanjutkan sekolahnya ke Yaman tersebut," ujar Marwan.
Posting Komentar untuk "Bikin Pilu, Remaja di Tapsel Terancam Gagal Sekolah di Yaman karena Ini"