Jejak Kebaradaan Nabi Yusuf As
Nabi Yusuf as adalah seorang Nabi yang hidup sekitar tahun 1745 – 1635 SM. Beliau merupakan salah satu anak dari 12 putra Nabi Ya’qub as dan cicit dari Nabi Ibrahim as. Silsilah lengkapnya seperti ini, Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azzar bin Nahur bin Suruj bin Ra’uf bin Falij bin Abir bin Shaleh bin Arfahsad bin Syam bin Nuh as.
Menurut sejarah Islam, Nabi Yusuf as diangkat menjadi Nabi pada tahun 1715 SM dan diutus ke suatu kaum yang dikenal sebagai Kan’an dan Hyksos di Mesir.
Dalam Kitab Suci al-Quran, nama Nabi Yusuf as telah disebut sebanyak 27 kali dan dikenal sebagai manusia paling tampan di dunia setelah Rasulullah (Nabi Muhammad saw). Bahkan ada sebuah surat khusus dalam Al-Quran yang menceritakan tentang kisah Nabi Yusuf as ini, yaitu surat Yusuf.
Salah satu kisah yang begitu fenomenal tentang Nabi Yusuf as adalah cerita mengenai mimpinya yang juga diabadikan di dalam Al-Quran, yaitu saat Nabi Yusuf as bermimpi melihat sebelas bintang, bulan, dan matahari bersujud kepadanya.
Dari mimpi itulah kisah tentang Nabi Yusuf as dimulai, saat ia dibuang dan dimasukkan kedalam sumur oleh saudara-saudaranya, dijual menjadi budak, dipenjara karena menolak godaan dan permintaan isrti tuannya (Qithfir) bernama Zulaikha, menafsirkan mimpi paceklik raja Mesir, membawa ayahnya (Nabi Ya’qub as) beserta saudara-saudaranya ke tanah Mesir, hingga ia diangkat menjadi Nabi dan pejabat di kerajaan Mesir.
Namun kisah tentang Nabi Yusuf as bukan hanya sebuah cerita atau dongeng yang melegenda, saat ini beberapa jejak dan peninggalan yang diduga merupakan peninggalan Nabi Yusuf as masih bisa ditemui.
Salah satunya adalah sumur tempat dimana Nabi Yusuf as dibuang oleh saudara-saudaranya dan ditemukan oleh kalifah dagang hingga di jual ke Mesir. Sumur ini terletak di Nablus, Palestina, Israel.
Selain itu, sebuah situs kuno yang diyakini sebagai tempat dimana Nabi Yusuf as dipenjara juga masih ada di dunia. Penjara Nabi Yusuf as tersebut terletak di Desa Bushir, Giza, Mesir.
Ditempat inilah Nabi Yusuf as mendekam dipenjara selama beberapa tahun lamanya, hingga diabadikan di dalam Al-Quran surat Yusuf ayat 33. Kedalaman penjara ini diperkirakan mencapai sekitar 35 meter. Penjara ini juga memiliki lorong-lorong yang panjangnya diperkirakan mencapai 360 meter.
Sebuah kincir air yang diduga pernah digunakan Nabi Yusuf as saat musim kemarau (musim paceklik melanda) juga masih ada. Kincir air ini terletak di ditengah-tengah pusat Bandar Al-Fayyoum, sekitar 50 km dari Kaherah, Kairo, Mesir. Menurut salah satu riwayat, warna asal kayu kincir air ini masih sama seperti 8000 tahun yang lalu, dimana kincir air tersebut masih digunakan oleh Nabi Yusuf as.
Mengenai makam Nabi Yusuf as, Syeikh Thabarsi dalam kitab tafsirnya menjelaskan, “ketika Nabi Yusuf as wafat (meninggal dunia), jenazahnya dimasukkan dalam sebuah peti yang terbuat dari batu marmer dan dimakamkan di tengah Sungai Nil. Alasannya adalah karena ketika beliau meninggal dunia, rakyat Mesir saling berebut untuk membawa jenazah manusia mulia ini ke wilayah mereka agar mereka dapat tetap mendapatkan berkah. Akhirnya karena kemaslahatan, jenazah Nabi Yusuf as dimakamkan ditengah Sungai Nil dan mengingat aliran Sungai Nil tersebut melintasi ke berbagai tempat, maka berkahnya dapat dirasakan oleh seluruh kaum secara merata. Kondisi ini berlanjut hingga masa Nabi Musa as. Dan ketika kepemimpinan Nabi Musa as, beliau mengangkat makam Nabi Yusuf as dan memindahkannya ke Palestina.”
Mungkin hanya itu, sedikit kisah tentang Nabi Yusuf as beserta sejumlah bukti dan fakta yang masih bisa ditemui hingga saat ini. Sebuah kisah klasik tentang hamba dan utusan Tuhan di dunia, yang kisahnya telah diabadikan di dalam catatan manuskrip kuno, kitab kuno, buku sejarah, hingga Kitab Suci 3 Agama Samawi (Al-Quran, Injil, Taurat).
Posting Komentar untuk "Jejak Kebaradaan Nabi Yusuf As"